Kediri, JuKe.co.id – Sampai dengan bulan November 2024, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Kediri telah menerima permintaan layanan konsumen sebanyak 1.381 layanan yang meliputi 734 surat pengaduan, 554 permintaan konsultasi dan informasi melalui walk in, serta 93 melalui telepon.
Demikian disampaikan Kepala Kantor OJK Kediri, Ismirani Saputri pada Media Update Kantor OJK Kediri, Senin (16/12/2024).
Menurut Ismirani, ada tiga besar topik pengaduan yang disampaikan antara lain perihal restrukturisasi, relaksasi kredit, pembiayaan (409 pengaduan), data SLIK (267 pengaduan), dan Take Over/Pengalihan Kredit/Pembiayaan (153 pengaduan).
“Layanan Konsumen OJK Kediri ini, adalah sebagai upaya perlindungan konsumen, berupa pemberian maupun penerimaan informasi, konsultasi, maupun pengaduan masyarakat terkait sektor jasa keuangan,”imbuhnya.
Berdasarkan klasifikasi industri, lanjut dia, sebagian besar pengaduan yang diterima berasal dari konsumen sektor Perbankan (62,41 persen) dan sektor perusahaan pembiayaan (17,45 persen). Sampai dengan November 2024, OJK Kediri telah menerima dan menyelesaikan permintaan SLIK sebanyak 7.991 layanan.
Dijelaskan Ismirani, bahwa OJK Kediri mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Kediri posisi November 2024 tumbuh stabil dengan menunjukkan kinerja positif didukung oleh likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat.
Pertumbuhan tersebut tidak hanya tercermin dari peningkatan kredit di sektor perbankan, tetapi juga dari peningkatan penyaluran pembiayaan di Perusahaan Pembiayaan serta peningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) di sektorPasar Modal.
“Kegiatan edukasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen terus diperkuat melalui beragam kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan,”terangnya.
Masih menurut Ismirani, data sektor Perbankan menunjukkan pertumbuhan positif, baik dari sisipenyaluran kredit maupun penghimpunan dana.
Kredit perbankan di wilayah OJK Kediri posisi Oktober 2024 tumbuh 7,68 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 85,56 triliun yang didominasi oleh penyaluran kredit pada UMKM sebanyak 63,67 persendari total kredit.
Perlambatan dalam pertumbuhan kredit dibandingkan Oktober 2023 dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya yaitu kecenderungan menahan ekspansi bisnis ditengah kontestasi pemilu dan pilkada serentak tahun 2024. Meski demikian, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 2,33 persen.
Penyaluran kredit/pembiayaan di wilayah kerja OJK Kediri masih didominasi kepada tiga sektor ekonomi utama yaitu Perdagangan Besar dan Eceran sebesar26,76 persen, Bukan Lapangan Usaha Rumah Tangga (kepemilikan rumah,kepemilikan flat atau apartemen, kepemilikan ruko atau rukan, kepemilikan kendaraan bermotor, dan kepemilikan peralatan rumah tangga) sebesar 24,09 persen, Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar 14,72 persen.
Sementara itu, lanjutnya lagi, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) posisi Oktober 2024 tumbuh sebesar 7,20 persen (yoy) atau menjadi sebesar Rp 104,442 triliun.
Berdasarkan jenisnya, porsi DPK didominasi oleh tabungan dan deposito masing-masing sebesar 62,88 persen dan 25,43 persen.
Selanjutnya, kinerja industri BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja OJK Kediri berada dalam kondisi terjaga dengan permodalan yang solid pada Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 47,09 persen, tingkat ketersediaan likuiditas yang memadai tercermin dari cash ratio sebesar 14,69 persen dengan rasio LDR/FDR sebesar 99,44 persen.
Sementara tingkat inklusi Pasar Modal di wilayah kerja OJK Kediri terus menunjukkan pertumbuhan positif tercermin dari pertumbuhan jumlah Single Investor Identification (SID) yang mencapai 19,43 persen (yoy) menjadi 577.935 SID.
“Peningkatan jumlah investor masih didominasi oleh investor saham sebesar 25,12 persen (yoy), diikuti oleh investor Surat Berharga Negara (SBN) yang meningkat sebesar 20,56 persen (yoy), dan investor Reksadana yang meningkat sebesar 16,75 persen (yoy),”ujarnya.
Secara kumulatif, menurut Ismirani, nilai transaksi saham pada periode Oktober 2024 (yoy) mengalami peningkatan sebesar 28,14 persen yang disertai dengan peningkatan kepemilikan saham sebesar 32,18 persen (yoy).
“Hal ini disebabkan pada bulan tersebut emiten melakukan rilis laporan kinerja (Q3 2024) secara bersamaan sinyal positif pada ekonomi global dan keuangan domestik,”pungkasnya. (jiz)
Discussion about this post