Kediri, JuKe.co.id – Sebanyak 144 ekor kuda dari berbagai daerah di Jawa Timur mengikuti Kejuaraan Pacuan Kuda Kejurprov Jawa Timur yang diselenggarakan di Lapangan Desa Wonorejo Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Minggu (22/12/2024).
” Kita mengundang pengurus kabupaten kota seluruh Jawa Timur untuk berpartisipasi di Kejuaraan pordasi tingkat provinsi Jawa Timur ada 19 kabupaten dan kota yang hadir untuk merayakan meramaikan kejuaraan hari ini, ” kata ketua pondasi Jawa Timur , Sentot Djamaludin.
Sentot menambahkan turnamen ini dalam rangka menyaring atlit-atlit yang ada di Jawa Timur untuk Porprov, tetapi juga mempersiapkan mereka menuju Pekan Olahraga Nasional (PON).
“Pada PON yang lalu Jawa Timur meraih posisi nomor tiga, dapat mendali emas satu, perak 31, semoga di PON selanjutnya bisa lebih banyak lagi, ” ujarnya.
Lebih lanjut Sentot menjelaskan Pordasi Jawa Timur sedang menggodok tentang venue baru yang presentatif untuk kejuaraan provinsi berdasarkan informasi di Sidoarjo kemarin tracknya terlalu kecil.
” Mohon maaf kuda saya yang lari Kemarin saya taruh di level 3 saja enggak bisa belok, sudah ada beberapa gambaran lokasinya di Pasuruan atau Blitar, ” jelasnya.
Sementara itu Ketua Panitia, Yudha Galih Pratama Putra, yang juga Ketia Pordasi Kabupaten Kediri mengungkapkan bahwa turnamen ini dirancang untuk menjaring bibit unggul atlet pacuan kuda.
“Ini adalah salah satu persiapan kami menuju Porprov 2025. Kami berharap turnamen ini dapat menemukan joki berbakat yang mampu mengharumkan nama Kabupaten Kediri,” ujarnya.
Turnamen ini diikuti oleh 147 kuda dari 11 Pengkab (Pengurus Kabupaten) di Jawa Timur. Kabupaten Kediri sebagai tuan rumah mengirimkan 65 kuda, menjadi salah satu daerah dengan jumlah peserta terbanyak.
Sistem perlombaan pemenang ditentukan berdasarkan kecepatan dalam pacuan, dengan juara diambil dari peringkat pertama hingga ketiga. Proses pendaftaran hingga drawing dilakukan sebelum lomba untuk memastikan fair play.
Turnamen ini menyediakan total hadiah senilai Rp 80 juta yang dibagi berdasarkan kelas pacuan, mulai dari kelas A hingga J. Untuk pembagian kelas ditentukan berdasarkan ukuran kuda, bukan usia.
“Kelompok umur memang ada, tetapi pembagian kelas ditentukan berdasarkan ukuran kuda. Hal ini dilakukan untuk menjaga persaingan tetap kompetitif,” jelas Yudha.
Yudha menambahkan meski pacuan kuda masih diminati oleh kalangan tertentu, popularitasnya terus meningkat. Kini, acara ini juga menjadi bagian dari kegiatan resmi pemerintahan daerah.
“Semoga melalui turnamen ini, bisa menemukan bakat-bakat unggul. Karena Pordasi Kabupaten Kediri sendiri telah menargetkan di ajang Porprov 2025 menjadi juara umum, ” pungkasnya. (jiz)
Discussion about this post